Kacamata 3D
Jenis Kaca Mata 3 DJenis kacamata 3D pada umumnya ada empat macam:
red/cyan
green/magenta,
amber/blue,
polarized,
magenta/green.
Magenta/green sangat jarang dan tidak umum, Red/cyan
adalah kacamata 3D dengan lensa filter warna merah di sebelah kiri dan
biru di sebelah kanan. Kacamata jenis ini paling umum karena lebih
banyak film 3D yang bisa ditonton dengan kacamata jenis red/cyan. Jenis green/magenta digunakan untuk menonton film seperti Journey to the Center of the Earth atau My Bloody Valentine.
Kacamata jenis amber/blue digunakan untuk menonton serial Chuck atau Ghost Of The Abyss. Jenis polarized adalah kacamata yang digunakan di bioskop 3D milik jaringan Blitzmegaplex. Sedangkan magenta/green digunakan untuk bermain game Batman. Kacamata 3D bisa berbeda-beda tergantung filmnya. Kita bisa menentukan menonton film atau main game tertentu dengan kacamata jenis apa setelah filmnya dirilis.
Bagaimana kaca mata 3D bekerja?
Setiap kali kita ingin menonton film dengan format 3D, pasti kita
akan dipinjamkan sebuah kacamata. Dengan bantuan kacamata itulah, format
3D yang hadir jadi maksimal. Kok bisa? Ini rahasianya!
Kacamata Merah/Biru atau Merah/Hijau
Lewat kacamata model ini, kita bakal melihat film dalam suasana yang berbeda. Ternyata, hal ini disebabkan oleh gambar yang ditampilkan di layer. Ada dua gambar yang ditampilkan bersamaan. Satu dengan format warna merah, dan satu lagi dalam format warna biru atau hijau.
Kacamata akan memilah dua gambar tersebut sesuai dengan warna lensanya. Jadi, hanya satu gambar yang akan masuk ke tiap mata. Gambar dengan format warna biru, akan masuk ke lensa biru, dan gambar warna merah akan masuk ke lensa merah.
Kelemahan kacamata yang satu ini adalah persoalan warna. Karena gambar dipisahkan berdasarkan warna, jadi warna film nggak akan tampil sempurna.
Kacamata Polarisasi
Di beberapa studio besar, sistem lensa polarisasi lebih dipilih untuk nampilin gambar 3 dimensi. Metode yang satu ini bekerja dengan cara yang serupa tapi tak sama.
Pada layer ditampilkan dua gambar yang berbeda kadar polarisasinya. Satu adalah gambar dengan polarisasi horizontal, satu lagi vertikal. Kacamata yang digunakan pun berbeda polarisasinya antara sebelah kiri dan kanan. Satu polanya horizontal, satu vertikal.
Nantinya, lensa dengan pola vertikal akan menangkap gambar berpolarisasi vertikal. Begitu juga dengan lensa horizontal. Dengan sistem ini, warna yang muncul dari filmnya kan lebih terlihat maksimal.
CaraKerja Kacamata 3D dan Film 3D
Ini yang membuatku penasaran dari dulu sampe sekarang, yaitu misteri bagaimana Kacamata 3D itu bisa bekerja sehingga membuat mata kita menjadi terhipnotis seperti melihat benda2 3D asli di layar datar??
Sekitar 57 tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Desember 1952,
dimulailah trend film 3D di bioskop. Namun, hanya dalam dua tahun, trend
tersebut menghilang, terutama karena masalah teknik yang digunakan.
Efek 3D tidak terlalu mengesankan, yang terlihat hanyalah gambar
bayang-bayang apabila kepala sedikit bergerak. Bahkan, banyak penonton
yang sakit kepala saat melihat tayangan 3D tersebut.
Pada bioskop-bioskop IMax, efek 3D memang masih ada, namun
hanya untuk film-film pendek. Tidak ada 3D untuk feature film yang
berdurasi 90 menit atau lebih. Tampaknya kondisi ini akan segera
berubah.
Semakin banyak produsen dan studio film yang memproduksi film
baru mereka tidak hanya dalam 2D, tetapi juga dalam format 3D. Bahkan,
studio film Pixar dan DreamWorks menerapkan 3D sebagai standar film
animasi mereka, seperti pada film terbaru mereka Bolt dan Monsters vs.
Aliens.
Teknologi dan teknik film 3D kini sudah jauh berbeda dari teknik
yang diaplikasikan pada 57 tahun yang lalu. Ada 4 cara kerja yang umum
untuk menampilkan film 3D, masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
1. XPAND
Teknologi ini dulunya bernama nuvision dan bekerja dengan sebuah
lensa pengatur cahaya dan proyektor. Gambar diproyeksikan secara
bergantian untuk mata kiri dan kanan.
Lensa pengatur cahaya yang dikendalikan melalui inframerah dan
dioperasikan dengan baterai akan mengurangi cahaya pada masing-masing
mata, terutama pada saat sebuah gambar tidak harus terlihat oleh mata
tersebut. Lantaran bekerja tanpa polarisasi, teknologi ini dapat
menggunakan jenis layar apa saja.
Kelebihan : Tidak pakai layar perak
Kekurangan : Kacamata mahal dan kepala tidak boleh miring
2. Real D
Proyektor akan menampilkan gambar secara bergantian melalui
Z-Filter ke sebuah layar perak. Proyektor ini akan mengubah cahaya untuk
masing-masing mata dengan menggunakan polarisasi sirkular. Kacamata
hanya untuk melewatkan cahaya yang sesuai.
Kelebihan : Kepala boleh miring
Kekurangan : Memerlukan layar perak
3. Dolby 3D Digital Cinema
Sebuah color filter yang berputar akan mengganti panjang gelombang
pada gambar-gambar yang diputar secara bergantian untuk masing-masing
mata. Sebuah kacamata interferensi akan menyaring semua panjang
gelombang, kecuali yang sengaja dihasilkan untuk masing-masing mata.
Kelebihan : Tidak harus menggunakan layar perak
Kekurangan : Perlengkapan mahal
4. Proyeksi ganda dengan polarisasi
Dua proyektor sekaligus, masing-masing untuk mata kiri dan kanan,
akan mengirim cahaya dengan polarisasi berbeda secara bersamaan ke layar
perak. Kacamata hanya untuk melewatkan gambar yang telah ditentukan
untuk mata tersebut.
Kelebihan : Brightness tinggi
Kekurangan : Kepala tidak boleh miring
Kesimpulan :
Film dengan feature 3D memang tengah marak dan selalu ramai
dibicarakan. Teknologi 3D memang masih mahal untuk home theater. Namun,
begitu film-film 3D bermunculan dalam format Bluray, player yang
dibutuhkan pun bakal terjangkau oleh pasar. Jadi, setiap orang dapat
menikmati tayangan film 3D secara optimal di rumah.
Cara Kerja 3D :
Kacamata ini membuat gambar pada film bioskop dan televisi
seperti adegan 3 dimensi yang terjadi tepat di depan anda. Dengan objek
bergerak keluar masuk layar dan seolah menuju ke arah anda, dan tokoh
jahat yang bergerak keluar untuk menangkap dan meraih tangan anda.
Kacamata 3D membuat anda merasa bagian dari adegan film,
tidak hanya seseorang yang duduk disana menonton adegan tersebut.
Mengingat alat ini mempunyai nilai entertainment yang tinggi, anda akan
terkejut betapa sederhananya sebetulnya kacamata 3D ini.
Manusia lahir dengan dua buah mata dan sistem penglihatan
binocular yang sangat luar biasa. Untuk objek dengan jarak lebih dari 20
kaki (6 – 7 meter), sistem binocular membuat kita mudah menetukan
seberapa jauh jarak objek tersebut secara akurat. Sebagai contoh.
Jika ada beberapa objek di depan, kita akan dengan mudah
mengetahui objek mana yang lebih jauh dan objek mana yang lebih dekat,
serta seberapa jauhnya jarak objek tersebut dengan kita. Apabila anda
melihat dunia dengan sebelah mata tertutup, anda akan tetap dapat
memperkirakan jarak, namun keakuratan perkiraan jarak akan menurun.
Untuk melihat seberapa besar perbedaannya, mintalah seorang
teman untuk melemparkan bola dan coba untuk menangkap bola tersebut
sementara sebelah mata anda tertutup.
Juga coba pada ruangan yang sedikit cahaya atau pada malam hari.
Pada kondisi ketersediaan cahaya sedikit, perbedaan akan semakin
terlihat. Akan lebih sulit untuk menangkap bola hanya dengan sebelah
mata terbuka di banding kedua mata terbuka.
Lakukan percobaan berikut :
Fokuskan pandangan anda pada gambar sebuah mata di bawah ini.
Lalu taruh ibu jari didepan hidung anda menghalangi pandangan. Pandangan
tetap fokus pada gambar mata tadi. Maka anda akan melihat gambar mata
tersebut berada diantara dua ibu jari.
Dan jika fokus pandangan anda alihkan pada ibu jari anda, maka
ibu jari anda berada di antara gambar dua mata. Jika hasil yang anda
dapatkan seperti itu, maka sistem binocular anda masih berfungsi baik.
Sistem penglihatan binocular berdasarkan pada kenyataan bahwa
dua mata kita terpisah dengan jarak 2 inchi (5 cm). Dengan demikian
setiap mata melihat dunia dari perspektif yang sedikit berbeda, dan otak
menggunakan perbedaan tersebut untuk menghitung jarak secara akurat.
Otak memiliki kemampuan untuk mengkorelasikan dan memperkirakan
posisi, jarak, bahkan kecepatan suatu benda melalui data yang diperoleh
dari sistem binocular mata.
Dalam menonton film 3D, alasan kenapa anda memakai kacamata 3D
adalah untuk memberikan gambar yang berbeda pada mata. Layar
sesungguhnya menampilkan dua gambar, dan kacamata menyebabkan satu
gambar masuk ke satu mata dan gambar lainnya masuk ke mata yang satunya.
Terdapat dua sistem umum yang digunakan.
1. Kacamata Merah-Hijau
2. Kacamata Merah-Biru
Sistem ini menggunakan kacamata berbeda warna. Merah/hijau atau
yang lebih umum merah/biru. Pada film 3D, proyektor akan menampilkan dua
jenis gambar sekaligus.
Filter pada kacamata memperbolehkan hanya satu jenis gambar
yang masuk ke tiap-tiap mata, kemudian otak akan menyelesaikan sisanya.
Sistem kacamata berbeda warna ini mempunyai kelemahan. Warna pada film
tidak terlihat dengan baik, sehingga kualitas gambar yang terlihat
kurang begitu baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar