Pengukuran dari jumlah hutan, lubang ozon dan jumlah glacier yang
mencair adalah bukti konkrit bahwa bumi kita semakin hari semakin panas.
Suhu bumi selama beberapa dasawarsa di abad ke-20 ini lebih tinggi
ketimbang 400 tahun lalu. Menurut riset, suhu bumi selama 25 tahun
terakhir ini lebih panas dari periode 900 Masehi. Juga menurut sebuah
riset, periode dasawarsa 199x adalah dasawarsa terpanas dengan tahun
1998 sebagai “pemenangnya”.
Penyebabnya? Sebagian besar merupakan akibat dari aktivitas manusia.
Rekonstruksi suhu bumi pada masa sebelum Revolusi Industri yang jauh
lebih dingin dibandingkan sesudah Revolusi Industri sudah memberikan
bukti yang konkrit akan aktivitas manusia yang menaikkan suhu bumi.
Ilmuwan sendiri tidak memiliki mesin waktu yang dapat mengakses ke
ratusan tahun lalu. Lalu dengan apa mereka mengukur suhu bumi pada saat
itu? Untuk mengukur suhu permukaan bumi bisa dilakukan dengan melakukan
penelitian pada batu, sedimen laut dan danau, inti es, gua dan gambaran
glacier pada masa lampau.
Menurut riset, 400 tahun belakangan ini grafiknya seperti
roller-coaster. Dari tahun 1500 – 1850, bumi disebut sebagai “jaman es
kecil” yang suhunya cukup dingin. Sejak tahun 1850, suhu bumi meningkat
drastis, yang secara kebetulan bersamaan dengan mulainya Revolusi
Industri.
Dari abad lalu, suhu bumi meningkat 1 derajat Fahrenheit. Para
ilmuwan yakin angka ini terus meningkat. Es memantulkan sinar matahari,
dan dengan semakin sedikitnya glacier, semakin banyak panas yang diserap
bumi. Keadaan ini diperparah efek rumah kaca yang ditimbulkan dari
pembakaran sisa fosil (minyak bumi), yang membuat sinar matahari makin
“terperangkap” di bumi. Memang terdengar tidak terlalu signifikan dengan kenaikan suhu bumi
pada angka 1 derajat Fahrenheit. Tapi coba bayangkan 100 tahun kemudian.
Menurut ahli, mungkin ada 3 sampai 5 derajat peningkatan suhu bumi
selama 100 tahun ke depan. Dan ini akan menyebabkan peningkatan
permukaan air laut sebesar setengah meter dan menenggelamkan beberapa
pulau, bahkan beberapa negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar